Gunung Tambora photo by wikipedia
Pukul 15.00 Perjalanan dimulai dari Terminal Bis Bertais, Mataram.
Naik bis AC “Langsung Indah” tujuan Dompu & Bima
Bus melaju ke arah Labuhan Lombok (75 km / 1,5 jam)
Bus kemudian parkir dalam ferry yang berlayar selama 2 jam 15 menit ke Poto Tono (Sumbawa) yang berjarak 22 km.
Kumandang azan Isya, bis meninggalkan pelabuhan melesat selama kurang lebih setengah jam dan berhenti selama 30 menit untuk memberikan kesempatan kepada penumpang ber-ISHOMA di suatu resto rekanan perusahan bis tsb (tiket bis Rp 150.000,- sudah termasuk biaya makan malam dengan menu yang lumayan masih ada dagingnya).
Selanjutnya setelah selama sekitar 5 jam 30 menit bis menyusuri jalan bergelombang sejauh sekitar 262 km, akhirnya pukul 1.30 saya turun di Cabang Banggo (sekitar 20 km sebelum Dompu). Terlihat ada 2 warung masih berjualan. Beberapa tukang ojek menghampiri, menawarkan jasa mereka. Namun sesuai pesan orang-orang sewaktu di Terminal Bertais, tawaran mereka saya tolak dengan halus dan memutuskan untuk beristirahat di Mesjid Nurul Askar di pojok jalan.
Kelak memang saran yang saya ikuti ada benarnya. Perjalanan Cabang Banggo _ Kadindi atas sejauh 108 km dengan sebagian besar jalan gravel memakan waktu 4 hingga 5 jam. Seorang mahasiswa FH Unram yang datang beberapa saat setelah saya yang juga ikut tidur di mesjid bercerita bahwa kerap kali tukang ojek berhenti di tengah perjalanan dan meminta tambahan berlipat. Ia sendiripun tidak berani melanjutkan perjalanan ke rumah orang tuanya di timur Banggo. Akhirnya sejenak beristirahatlah saya hingga ayat-ayat pembuka Azan Subuh mulai terdengar.
Pagi hari, setelah menikmati lalu lalang orang yang mulai beraktivitas di sekitar pasar yang terletak tak jauh dari mesjid, akhirnya pukul 08.00 saya langkahkan kaki ke terminal bis yang hanya berjarak 30 meter. Tak lama kemudian, pukul 08.45 bis “Dunia Uang” tujuan Calabai pun tiba dan beranjak meninggalkan terminal pukul 09.00. Bis dengan tiket Rp 25.000,- tsb berjalan dengan lambat sambil terus saja menaikkan penumpang hingga penuh sesak. Agar lebih terasa agak nyaman, saya putuskan untuk pindah ke atap bergabung dengan beberapa penumpang sambil menikmati pemandangan savanna dengan pengembalaan sapi dan kuda.
Dari Kadindi atas perjalanan dilanjutkan dengan menumpang ojek (Rp 15.000,- + tip 5.000) menuju rumah Pak Saiful, Ketua Pemandu/ Pecinta Alam Tambora di Dusun Pancasila. Karena hujan, jarak 6.1 km tsb ditempuh selama kurang lebih 20 menit.
Setelah sekitar 2 jam menunggu, akhirnya Pak Saiful tiba dari suatu keperluan di Kadindi. Kami berkenalan dan berbincang-bincang sambil mengatur rencana pendakian esok hari. Pak Saiful pun mengontak Pak Julnadin (Jul) anggotanya yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang ojek yang dengan senang hati akan menyediakan motornya hingga batas hutan yang berjarak 4,8 km dari rumah Pak Saiful (berdasarkan data Garmin gpsmap 60 CSx).
Menurut Pak Saiful kelompoknya memiliki sekitar 30 anggota yang digilir untuk mendapatkan kesempatan memandu tamu dengan tarif guide/ porter per hari Rp 100.000 ,- untuk pendaki lokal dan Rp 150.000,- untuk pendaki mancanegara (keduanya + makanan untuk porter).
Copy paste dari cerita n pengalaman agan di Thread:
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4474216
Tag : akses menuju gunung tambora, rute menuju gunung tambora, cara menuju gunung tambora, bagaimana menuju gunung tambora, perjalanan menuju gunung tambora, transportasi umum ke gunung tambora, backpacker ke gunung tambora, seputar gunung tambora.
0 comments:
Posting Komentar